Hai readers! Artikel ini masih berkaitan sama liburan yang aku laluin di Taiwan nih. Ternyata banyak hal menarik di sana yang jarang aku temuin di Indonesia lho, antara lain:
Tahu Busuk (Stinky Tofu)
Gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Tahu_busuk |
Ada yang doyan makanan busuk? Eits, ternyata nggak semua makanan busuk rasanya nggak enak lho, readers. Buktinya warga Taiwan doyan banget nih makan tahu busuk, apalagi tahunya udah diolah sedemikian rupa supaya enak rasanya. Hehehe.
Chou doufu adalah sebutan mereka untuk tahu busuk. Disebut
tahu busuk karena baunya emang bau banget deh. Kalo kamu jalan-jalan di pasar
malam di Taiwan, kamu pasti menemukan stand
tahu busuk. Nggak usah bingung nyari stand-nya,
karena baunya udah kecium dari jauh lho, readers.
Kenapa
bisa berbau busuk? Soalnya tahu difermentasikan dan diolah dulu sehingga baunya
nggak enak. Tapi, saat penjualannya, tahu bakal diolah lagi kok, readers. Tahu bisa digoreng, dikukus,
direbus, atau dipanggang. Setelah diolah, bau dan rasanya udah nggak menusuk
hidung lagi. Biasanya tahu busuk disajikan dengan topping berupa acar, yang
terdiri dari irisan kubis, timun, cuka, dan minyak wijen.
Gambar: http://baltyra.com/2010/10/20/tahu-busuk-taiwan/#ixzz5Tttn8juI |
Aku
sempat coba tahu busuk yang digoreng nih, readers.
Aku beli di Fengjia Night Market di Taichung. Menurutku, rasa, bentuk, dan
teksturnya nggak jauh beda sama tahu Sumedang. Hehehe. Katanya nih, kalau kamu
mau tahu busuk dengan bau yang lebih menyengat, kamu bisa pesan tahu busuk yang
dikukus, readers.
Gambar: https://www.taiwanese-secrets.com/taiwan-stinky-tofu/ |
Harganya
murah kok. Di Pasar Malam Shilin Taipei, kamu bisa beli tahu busuk dengan harga
sekitar 40-60 NT atau Rp 27.000 per porsi.
Teh Susu Mutiara (Bubble Tea)
Gambar: https://id.wikipedia.org/wiki/Teh_susu_mutiara |
Readers, udah pernah minum bubble tea atau teh susu mutiara? Minuman ini berasal dari Taiwan
lho. Jadi, nggak heran kalo kamu bakal sering menemukan stand bubble tea di Taiwan. Mereka menyebutnya zhenzhu naicha.
Kebetulan
nih, waktu aku liburan ke Taiwan, aku tinggal selama dua minggu di kota
Taichung, yang disebut sebagai kota asal bubble
tea, readers. Kalo nggak salah sih aku beli bubble tea dua kali di sana. Setiap beli, penjual pasti tanya
minumannya mau disajikan dingin atau nggak, terus kita bisa pilih rasanya yang
manis, sedang, atau nggak manis.
Aku
pilih bubble tea yang dingin dan
manis. Waktu aku pilih yang manis, temanku yang orang Taiwan asli kayak kaget
gitu, readers.
Manisnya bakal manis banget lho
Aku
sih pikir es batunya bakal cair, jadi rasa manis juga nggak masalah. Tapi warga
Taiwan memang concern masalah “rasa manis”
itu sih, readers. Pernah nih omku dan
temannya beli kopi di 7Eleven di Taipei. Pegawainya kasih dua bungkus gula yang
kecil. Omku minta tambah dua bungkus lagi. Pegawainya kasih lagi
sih, tapi…
Jangan banyak-banyak pakai gula. Nggak bagus buat kesehatan lho
Wah
hebat juga sih. Biasanya pegawai minimarket kan agak masa bodoh sama
pembelinya, yang penting dagangannya laku. Eh dia malah kasih saran yang bagus
untuk kesehatan lho, readers. Hehehe.
Balik
lagi ke bubble tea nih, readers. Walaupun aku pesan yang manis,
tapi aku nggak merasa enek sih. Bubble-nya
juga enak dan kenyal. Nah harga segelas bubble
tea biasanya dibedakan dari varian rasa dan ukuran gelas. Kalo ukuran gelas
besar, harganya sekitar 49 NT atau Rp 25.000.
Hewan Peliharaan
Gambar: https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160723024612-279-146492/gaya-trendi-si-hewan-kesayangan/1 |
Dari
pengamatanku selama berlibur di Taiwan, aku bisa lihat mayoritas warga Taiwan
adalah pecinta binatang, readers, terutama
hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Dari salah satu artikel yang kubaca, warga Taiwan rela keluar banyak uang untuk merawat dan mempercantik
hewan peliharaan mereka. Nggak cuma itu, aku malah merasa hewan peliharaan
mereka bener-bener dimanjakan seperti bayinya sendiri lho. Contohnya, aku sering banget
lihat anjing yang menaiki dog stroller
saat diajak jalan-jalan ke pasar malam.
Anjing chow-chow yang naik dog stroller di Fengjia Night Market |
Buat
warga Taiwan, punya hewan peliharaan tuh menjadi alternatif pengganti mempunyai anak, readers. Soalnya, mereka
menganggap uang dan perhatian yang mereka keluarkan untuk hewan peliharaan
nggak sebanyak yang dikasih untuk anak.
Claw Cranes Game
Gambar: https://thenextweb.com/distract/2018/06/09/taiwan-is-obsessed-with-claw-machines-and-so-am-i/ |
Mungkin kamu sering lihat permainan ini di tempat arcade game ya, readers. Tapi, kalo kamu datang ke Taiwan, kamu bakal sering lihat claw cranes game di mana-mana! Nggak cuma di pasar malam dan mall, kamu bisa menemukan permainan ini di deretan toko di tepi jalan raya. Barang di dalam kotak kacanya bisa bervariasi, dari boneka, dompet, portable chargers, sampai PS4!
Sebuah artikel mengatakan bahwa permainan ini memang lagi ngetren banget di Taiwan
sejak tahun 2017. Uniknya, nggak cuma anak-anak dan remaja yang suka main claw cranes game lho, orang dewasa pun
ketagihan main game ini, readers. Kayaknya sih mereka bisa
ketagihan karena rasa penasaran yang belum terpuaskan sampai barangnya berhasil
didapat deh, readers.
Gambar: https://www.jakartanotebook.com/dompet-koin-cute-light-blue |
Contohnya
sepupuku nih. Dia keranjingan main untuk dapet dompet earphone yang bulat itu. Dengan koin 10 NT atau setara Rp 5.000 yang
dimasukkan untuk sekali percobaan, dia bisa menghabiskan minimal 10 koin tiap
datang ke tempat claw cranes game. Dari
sepuluh kali percobaan, dua-tiga kali berhasil. Saat berlibur di Taiwan selama
dua minggu, dia udah datang ke tempat game
itu tiga kali. Berarti, berapa total uang yang dikeluarkan untuk main game itu dalam dua minggu? Hehehe.
Oke
readers, itulah empat hal unik yang
aku dapat selama berlibur di Taiwan. Semoga bisa bermanfaat buat kamu ya. Thank you for reading!
0 Comments